Mengajarkan KK DD berfikir Kritis

https://hajijatim.id/wp-content/uploads/2023/06/Pengertian-Manfaat-Cara-dan-Contoh-Berpikir-Kritis.jpg

[Last Update: 250324] Halaman ini akan selalu di update dengan berbagai informasi tentang bagaimana mengajarkan KK dan DD untuk selalu bisa berfikir kritis. Ini penting banget agar KK dan DD bisa menghadapi permasalahan di masa dewasa nanti. Berikut Papa rangkum dari berbagai website :

Pernahkah kita sadari bahwa sejak di bangku sekolah dasar, anak-anak cenderung dididik untuk menjadi penurut, pengikut, dan mungkin selalu disalahkan bila mereka tidak mampu dalam suatu mata pelajaran? Padahal, setiap anak seharusnya bisa diajarkan untuk lebih berpikir kritis sejak di masa-masa sekolahnya.

Tidak ada salahnya kok berpikir kritis. Apa lagi, berpikir kritis rupanya merupakan cara berpikir yang memiliki lebih banyak nilai positifnya, terutama untuk menemukan sebuah titik masalah yang sedang dihadapi anak agar terhindar dari kesalahan tersebut atau membuat anak bisa mengatasi masalahnya sendiri.

Coba bayangkan, apabila anak-anak tidak dididik berpikir kritis sejak dini, kebiasaan tersebut bisa berlanjut hingga ke jenjang pendidikan mereka yang lebih tinggi. Misalnya ketika anak-anak sudah memasuki usia kuliah dan tinggal jauh dengan orang tua, tidak diajarkannya cara berpikir kritis akan membuat ia menjadi mahasiswa yang sulit dalam mencari solusi untuk masalahnya sendiri hanya karena tidak dibiasakan berpikiran kritis.

 

1.      Dorong anak untuk lebih banyak bertanya, Eksplorasi rasa ingin tahunya

Bertanya adalah kunci. Segala sesuatu yang ada di dunia tercipta bahkan awalnya karena sebuah pertanyaan. Dorong anak untuk selalu bertanya akan segala hal, mulai dari yang remeh-temeh, yang paling membuatnya penasaran. Hal itu akan membuat anak bisa berpikir kritis ke depannya. Orang tua dapat mendorong anak untuk mengeksplorasi, mengajukan pertanyaan, dan melakukan berbagai hal secara berbeda agar anak mendapatkan pengalaman menarik

saat si Kecil merasa kesulitan memahami informasi atau tugas tertentu, Orang tua bisa dorong anak dengan memberi tahu bagian mana yang sulit. Cara ini dapat membantu memperkuat pola berpikir kritis anak. Nah, ketika si Kecil menerima jawaban yang tampak tidak masuk akal, sebaiknya dorong ia untuk mengutarakan pendapatnya

Saat melihat sesuatu yang dirasa aneh bagi Si Kecil, tak jarang mereka menanyakannya pada Moms. Saat mereka bertanya, usahakan Moms untuk tak langsung memberikan mereka jawaban. Sebaliknya, cobalah jawab mereka dengan pertanyaan yang memicu mereka untuk mendapatkan jawaban itu sendiri.  Seperti saat mereka bertanya, dari mana asal-usul keluarnya adik bayi, Moms dapat melontarkan sebuah pertanyaan baru seperti asal usul telur ayam. Buatlah mereka terus terpacu untuk menjawab pertanyaan mereka sendiri.

 

2.      Kurangi memberikan jawaban secara langsung

Bila anak sudah banyak bertanya sesuatu kepada orang tua, usahakan jangan langsung memberikan jawabannya, hal itu akan membuat anak merasa cepat puas. Alhasil, anak tidak terbiasa berpikir karena selalu disuguhi jawaban dari rasa ingin tahu mereka.

 

3.      Beri anak pertanyaan terbuka

Dibanding memberikan jawaban secara otomatis dari setiap pertanyaan anak, cobalah untuk mengajukan pertanyaan balik. Bantu mereka untuk berpikir kritis dengan kembali memberi beberapa pertanyaan. Misalnya, ketika sang buah hati bertanya mengenai suatu topik, Ayah/Bunda bisa bertanya pendapat mereka terlebih dahulu. Lalu, Anda bisa kembali mengajukan pertanyaan mengenai opini mereka terkait pendapat sebelumnya. . Saat anak bertanya, orang tua juga bisa mengajukan pertanyaan lagi kepada anak seperti "bagaimana menurutmu?".

Kemudian setelah anak menjawab, orang tua juga bisa mengembangkan lagi pertanyaan dengan bertanya "mengapa kamu berpikir begitu?". Metode memberikan pertanyaan seperti ini dapat merangsang kemampuan penalaran sang anak.

 

4.      Dorong anak rajin mencari referensi sendiri dan Membantu anak mengevaluasi informasi

Hal ini setali tiga uang dengan jangan terlalu sering memberikan jawaban langsung terhadap pertanyaan anak. Ajak anak untuk mencari jawabannya sendiri, salah satunya lewat Ruangguru. Tapi, ajari juga bahwa mereka harus bisa menyaring informasi dengan baik. Dengan begitu, selain akan membuat anak menjadi kritis, kegiatan ini juga akan menumbuhkan minat baca anak dan membuat mereka memiliki wawasan baru. Saat ini ada begitu banyak informasi yang bisa diterima oleh anak.

Melihat hal ini, cobalah latih anak untuk tidak langsung memercayai satu hal yang sebenarnya belum tentu benar. Orang tua dapat membantu anak-anak mengajari mereka untuk mengevaluasi informasi baru. Caranya dengan meminta anak memikirkan dari mana atau siapa informasi itu berasal. Orang tua bisa menunjukkan jawaban dari pertanyaan mereka, baik itu melalui buku atau internet. Bisa juga dengan mengunjungi museum, kebun binatang, perpustakaan, maupun langsung menemui ahlinya.

Saat Si Kecil mendapatkan sebuah informasi, doronglah selalu mereka untuk tak cepat puas akan satu informasi yang mereka dapat. Ajaklah mereka untuk menggali lebih dalam akan suatu hal baik dari tempat maupun pihak lain yang dapat menawarkan jawaban lebih luas.  Contohnya, ketika mereka mulai belajar bahasa Inggris, jangan buat mereka terpaku akan arti dari satu kata saja. Buatlah mereka mampu menggunakan dan menempatkan kata itu dengan susunan kalimat yang tepat. Beritahu mereka bahwa satu kata dapat memiliki banyak arti. Dengan demikian, Si Kecil akan terbiasa untuk mempelajari berbagai hal dari berbagai sisi.

 

5.      Biarkan anak bereksplorasi  dan Mengajarkan anak menyelesaikan masalah

Sebagai orang tua, pasti selalu ingin membimbing atau mengarahkan anak dalam melakukan segala hal. Namun, sering kali, hal ini membatasi anak untuk bertindak dengan caranya sendiri. Ketika anak dihadapkan pada masalah, orang tua akan mengambil alih untuk menyelesaikannya. Akibatnya, anak terbiasa bergantung pada orang tua. Mereka tidak dibiasakan berpikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, Ayah/Bunda perlu memberikan mereka kepercayaan untuk bereksplorasi.  Mengajarkan anak menyelesaikan masalah juga merupakan salah satu cara yang dapat membuat anak berpikir kritis.

Dorong anak untuk mengeksplorasi dan menguji ide mereka sendiri, lalu ajak si Kecil memikirkan penyebab dari kejadian tersebut. Selain itu, ajari anak untuk berpikir tentang alternatif yang bisa ia lakukan di kemudian hari.

Sebagai contoh, anak sedang asyik bermain balok tumpuk. Tapi saat sudah mulai tinggi, tumpukan balok tersebut malah roboh dan si Kecil pun merasa kesal. Yang bisa Orang tua lakukan yaitu menenangkan si Kecil dan ajak anak untuk mengatur strategi agar balok lebih kokoh.

Ketika menghadapi masalah atau konflik, semua orang perlu menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk memahami masalah dan mendapatkan solusi terbaik. Ajari anak untuk membuat langkah-langkah pemecahan masalah sebelum akhirnya menemukan solusi. Misalnya, ketika anak memecahkan vas bunga, anak perlu tahu kalau solusi untuk hal tersebut bukan hanya meminta maaf.

Anak perlu membereskan kerusakan yang terjadi. Merapikan pecahan vas bunga, membuang pecahannya ke tong sampah, mengepel lantai bila diperlukan, kemudian mengaku dan meminta maaf. Nah, sebagai solusi akhir, minta anak untuk berjanji agar lebih berhati-hati ke depannya supaya tidak terulang kembali.

 

6.      Buat keberpihakan

Ketika anak sudah mendapatkan referensi jawabannya, lakukan diskusi kecil kepada anak-anak. Setelah anak-anak membaca referensinya, tanyakan apakah dia setuju dengan penulisnya atau tidak. Minta mereka menjelaskan mengapa mereka setuju dan mengapa mereka tidak setuju.

 

7.      Jangan menghakimi

Misalkan anak-anak melakukan suatu kesalahan, kita tidak perlu langsung memarahinya atau memberikannya nasihat. Cukup tanyakan dulu kenapa si anak melakukan kesalahan itu, atau cari tahu apa tujuan mereka melakukannya dengan pendekatan yang tidak membuat sang anak merasa diinterograsi.

 

8.      Membaca Buku

Cara selanjutnya untuk menumbuhkan perilaku berpikir kritis pada anak ialah dengan membacakan buku. Ini merupakan cara yang bagus untuk membuat si Kecil menganalisis berbagai situasi.

Setelah selesai membaca buku, Orang tua bisa meminta anak meringkas isi cerita atau penjabaran di dalam buku. Selain itu, Orang tua bisa bertanya kepada si Kecil tentang berbagai karakter favorit dan situasi menarik dari buku tersebut.

 

9.      Mengajarkan Si Kecil Menjadi Pendengar yang Baik

Untuk menjadi anak yang berpikir kritis, Orang tua perlu mengajarkan si Kecil untuk menjadi pendengar yang baik. Ini artinya, anak dapat mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.

Di sisi lain, si Kecil juga mesti berlatih mempertahankan pandangannya ke depan atau ke lawan bicaranya. Itu menandakan anak dapat menghargai lawan bicara saat bercerita kepadanya.

 

10.  Memberikan Anak Kesempatan untuk Lebih Mandiri

Membiarkan anak lebih mandiri menjadi salah satu cara agar dia berpikir kritis. Memang mudah ketika orang tua menyelesaikan segala tugas si Kecil, tapi memberinya kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya sendiri dapat membuat anak lebih percaya diri.

 Contohnya, ketika anak sedang kesulitan dalam menyelesaikan tugas, Orang tua janganlah langsung memberi bantuan. Beri ia lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya terlebih dahulu. Seiring waktu, hal tersebut dapat membuat anak menemukan berbagai cara untuk menyelesaikan masalahnya.

 

11.  Melatih Anak Membuat Pilihan

Pada dasarnya, hidup akan selalu menghadapi segala macam pilihan. Anak pun akan mengalami hal tersebut dan menjadi seorang dengan pemikiran yang kritis melibatkan bagaimana cara mengambil keputusan. Jadi, Orang tua perlu melatih si Kecil untuk menentukan sesuatu.

Biarkan si Kecil untuk mengatakan tidak atau menolak ajakan jika hal tersebut tidak menarik baginya. Selain itu, Orang tua bisa memberikan si Kecil sedikit pilihan ketika dia menginginkan sesuatu. Hal ini dapat membuat anak berpikir kritis tentang pilihan yang akan diambilnya, serta dapat memahami konsekuensi yang akan terjadi ketika mengambil keputusan.

 

12.  Beri Contoh untuk Berbagai Hal

Menurut Verywell Health, dengan memberikan sebuah contoh, Si Kecil akan lebih mudah untuk mencerna apa yang ingin Moms sampaikan.  Salah satu contoh yang paling ampuh adalah dengan mengajarkan hubungan sebab-akibat padanya.

Misalnya, ketika mereka membuang sampah sembarangan. Moms dapat memberikan contoh akibat dari buang sampah sembarangan adalah rumah menjadi kotor, bau, juga menimbulkan banjir di kemudian hari.  Hal tersebut sangat efektif guna melatihnya untuk mencari tahu setiap dampak dari hal yang mereka lakukan. Dengan kata lain, Si Kecil akan terlatih menjadi sosok yang dapat memikirkan secara matang akan setiap hal yang hendak mereka perbuat.

 

13.   Ajak Anak Bertukar Pikiran

Selanjutnya, cara melatih anak berpikir kritis adalah dengan mengajaknya memecahkan masalah. Mulailah dari hal sederhana dahulu, seperti cara menyusun buku dengan rapi, atau cara menyimpan mainannya agar muat dalam dus.  Ajak anak untuk berdiskusi dan tanyakan pendapatnya tentang suatu permasalahan. Dengan begitu, anak akan terbiasa menemukan solusi atas permasalahan yang Ia hadapi.

 

14.  Ajak Anak Membuat Pilihan

Cara melatih anak berpikir kritis berikutnya adalah dengan mengajaknya membuat beberapa pilihan. Misalnya, mengajak anak membuat pilihan menu bekal makan siang yang sehat.  Dengan membuat beberapa pilihan, anak akan terbiasa untuk membuat rencana alternatif. Anak juga dilatih untuk membuat keputusan dalam memilih sesuatu. Seiring bertambahnya usia, Moms bisa mengajari anak untuk tetap tenang dalam membuat pilihan meski di bawah tekanan. Melatih buah hati Moms agar tumbuh menjadi sosok yang cerdas tentunya bukan perkara mudah. Namun, salah satu hal paling sederhana yang dapat Moms lakukan adalah dengan melatihnya sejak dini.

 

Nah, sudah menjadi tugas orang tua untuk mendampingi, mengupayakan, dan memberikan ruang yang besar sebagai cara anak untuk berpikir kritis. Terkadang, anak-anak sering mengajukan pertanyaan yang membuat orang tua emosi. Bisa jadi karena pertanyaan yang berulang ataupun pertanyaan yang memang terkesan tidak masuk akal bagi orang tua. Seringnya, orang tua malah tidak menjawab rasa ingin tahu anak dan malah meminta mereka untuk tidak mengajukan pertanyaan lagi.

Ini adalah sesuatu yang salah. Ketika orang tua berhenti menjawab, di situ juga minat anak akan hal-hal baru akan berkurang. Pasalnya, orang tua tidak mampu memberikan ruang kepada anak untuk memperluas imajinasi dan pertanyaan-pertanyaannya.

Jadi, jangan bosan untuk menjawab pertanyaan anak. Ketika anak-anak diajari sejak usia muda bagaimana berpikir kritis, anak akan tumbuh percaya diri dengan kemampuannya sendiri.

 

 

https://www.forma-surabaya.com/wp-content/uploads/2019/09/critical-thinking-kv-750x420-1.jpg

 

Referensi tambahan:

https://www.nutriclub.co.id/artikel/stimulasi/3-tahun-atas/cara-berpikir-kritis

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230403111927-289-932774/6-tips-mengajarkan-anak-berpikir-kritis-eksplorasi-rasa-ingin-tahunya

https://www.ruangguru.com/blog/berpikir-kritis

https://www.orami.co.id/magazine/cara-melatih-anak-berpikir-kritis

https://id.theasianparent.com/ab00105-cara-melatih-berpikir-kritis-pada-anak

https://www.fimela.com/parenting/read/5501785/7-cara-melatih-anak-berpikir-kritis-dan-cerdas-sejak-usia-dini?page=8


Komentar

Arsip